PRABUMULIH, RETORIKANEWS — Suhu politik di Kota Prabumulih mulai naik, isu Politik Dinasti, Batubara dan saling serang para kandidat calon Walikota dan Wakil Walikota bertebaran di media sosial.
Usai taggar #salahpilih #susahpulih muncul sebagai bentuk perlawanan politik, kini muncul taggar lawanan #saatnyapribumi #walikotapribumi.
Dari pantauan media ini, terlihat beberapa timses pasangan calon mulai menyebar isu-isu miring seperti batubara. Padahal saat Press Conference dikantor KPU Kota Prabumulih ketiga kandidat menyatakan dengan keras, menolak penambangan batubara.
“Kami menolak keras penambangan batubara, tak jadi walikota kami tetap menolak” sebut Andriansyah Fikri di KPU beberapa waktu lalu.
Hal yang sama juga diungkap pasangan H Arlan dan Franky Nasril. Pengusaha karet pemilik ribuan hektar kebun karet dan ratusan hektar sawit itu dengan santai menanggapi isu sempat dilempar padanya.
“Jelas-jelas cak ini dari awal pengusaha karet, dibesarkan dengan usaha ini, mana mungkin cak menyetujui tambang batubara” ungkap Cak Arlan ketika Press Conference di KPU Kota Prabumulih.
Sementara, pasangan Ngesti – Mat Amin juga menolak pertambangan batubara sesuai program “Lanjutkan” dari program Ridho Yahya. Namun saat press conference waktu lalu pertanyaan wartawan tentang batubara malah tidak dijawab oleh pasangan ini.